Meminta maaf ketika melakukan kesalahan adalah tindakan yang baik dan benar. Meminta maaf butuh dada yang lapang, setidaknya untuk menjelaskan bahwa telah atau sedang terjadi hal yang mengganggu pihak lain.
Namun, jika kamu meminta maaf terlalu sering tanpa benar-benar mengetahui kesalahanmu atau bahkan meminta maaf untuk hal yang tidak perlu kamu ucapkan, justru akan berakibat buruk loh. Permintaan maaf justru terkesan tidak berharga dan bahkan bisa diabaikan oleh orang lain.
Dilansir Times of India sebuah penelitian mengungkapkan kalau rata-rata orang mengatakan 'maaf' sekitar delapan kali sehari. Bahkan, satu dari delapan orang meminta maaf hampir 20 kali sehari untuk hal-hal yang enggak mereka benar-benar rasakan atau hal-hal enggak penting.
Seorang psikoterapis Beverly Engel dalam bukunya The Power of an Apology menjelaskan bahwa meminta maaf berlebihan akan mengirimkan interpretasi yang salah pada orang lain. Mungkin niat minta maaf itu baik, tapi justru mengirim pesan bahwa anda kurang percaya diri dan tidak efektif.
Apa Saja Dampak Buruknya?
Kita harus sadar, ternyata terlalu sering meminta maaf ada juga dampak buruknya. Ini beberapa dampak buruknya.
Pertama, membuat orang lain kehilangan respek padamu
Dalam buku The Power Of An Apology meminta maaf yang berlebihan hampir sama dengan memuji secara berlebihan. Kamu mungkin mengira kamu sedang menampilkan dirimu sebagai orang yang baik dan perhatian, tetapi sebenarnya kamu mengirimkan pesan bahwa kamu kurang percaya diri dan kurang efektif. Hal ini seolah memberi izin kepada orang lain untuk memperlakukan kamu dengan buruk karena watakmu yang kurang percaya diri dan tidak enak hati.
Kedua, Kamu Dianggap Menjengkelkan
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers Of Psychology menemukan bahwa mengatakan maaf ketika dengan sengaja menolak seseorang dapat menyebabkan orang lain merasa lebih buruk. Itu karena mereka merasa harus memaafkan penolakan dari orang lain.
Ketiga, Menurunkan Rasa Percaya Diri
Memilih untuk tidak meminta maaf daripada terlalu sering meminta maaf mungkin memiliki manfaat psikologis, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The European Journal of Social Psychology. Para peneliti menemukan bahwa partisipan yang menolak mengungkapkan penyesalan menunjukkan tanda-tanda harga diri yang lebih besar, kendali, dan integritas.
Keempat, mengurangi arti permintaan maaf di kemudian hari
Jika kamu meminta maaf untuk setiap hal kecil, permintaan maaf tersebut akan berkurang artinya di kemudian hari untuk situasi yang benar-benar memerlukan permintaan maaf yang tulus. Sebaliknya, meminta maaf untuk hal-hal yang spesifik akan lebih menunjukkan pemahamanmu perihal letak kesalahanmu.
Kelima, meminta maaf berubah menjadi kebiasaan daripada kebutuhan
Tidak ada salahnya mengatakan maaf pada waktu dan tempat yang tepat. Namun, jika kamu menemukan dirimu meminta maaf setiap saat hingga kamu sendiri tidak yakin mengapa kamu meminta maaf, itu adalah indikator yang jelas bahwa meminta maaf telah menjadi kebiasaan untukmu, bukannya sesuatu yang dibutuhkan.
Cara mengatasi kebiasaan meminta maaf berlebihan
Mengatasi kebiasaan yang telah kamu lakukan sejak lama mungkin bukanlah hal yang mudah. Berikut tips untuk mengubah kebiasaan kamu dalam hal meminta maaf yang berlebihan.
Pertama, memiliki kesadaran untuk berubah
Memulai suatu perubahan harus dimulai dari diri sendiri. Cobalah mengentikan kebiasaan meminta maafmu dengan membangun kesadaran diri dan menarik nafas yang panjang dengan kesadaran penuh bahwa hal ini memberikan dampak yang tidak baik untuk kamu.
Kedua, ketahui pemicu alasan kamu sering meminta maaf secara berlebihan
Seseorang dengan rasa peduli yang tinggi terhadap perasaan orang lain seringkali mendapati dirinya terlalu banyak meminta maaf. Bahkan saat mereka tidak melakukan kesalahan apapun. Sekarang mulailah mengurangi hal ini.
Saat berinteraksi sebaiknya hindari kata minta maaf sesering mungkin, coba lakukan sesi brain storming singkat dan tuliskan 10 hal yang membuat kamu ingin minta maaf. Lakukan seminggu sekali untuk berfokus pada satu, sebisa mungkin hilangkan kata maaf dari konteks itu.
Ketiga, ungkapkan belas kasih secara berbeda
Thelawofattractiomengatakan, cobalah perhatikan setiap kali kamu meminta maaf secara berlebihan. Untuk mengatasi sindrom maaf pada orang, kali ini cobalah perhatikan cara lain untuk menunjukkan kasih sayang dan empati. Daripada terus-menerus meminta maaf dalam suatu hubungan, katakan sesuatu seperti "Aku tahu itu sulit didengar" atau "Kamu selalu bisa memberi tahu aku saat kamu sedang kesal".
Keempat, menukar minta maaf dengan frase lain
Ketika tiba saatnya untuk mengungkapkan penyesalan, usahakan untuk menukar permintaan maaf dengan frase lain secara tulus. Misalnya saja saat kamu datang terlambat, untuk meminta maaf kamu bisa mengucapkan dengan kalimat "Terima kasih telah menungguku.” Atau saat kamu harus melewati orang-orang di keramaian, dibandingkan mengatakan kata “maaf” kamu bisa mengganti dengan “permisi”.
Kelima, minta bantuan orang terdekat untuk mengingatkan kamu
Mulai sekarang, ceritakan masalah tersebut kepada orang-orang terdekat dan minta bantuan mereka untuk mengingatkan kamu. Apabila merasa butuh bantuan profesional, jangan ragu untuk mulai menghubungi.Setelah mengetahui cara mengatasi sindrom maaf, tentu hal ini akan membutuhkan banyak usaha dan latihan. Selamat mencoba.
AC