PANGKALPINANG - Dunia pendidikan dan keagamaan juga mendapatkan perhatian khusus atas pemberlakuan pembatasan kegiatan ini. 
Setelah mendengar masukan dari masyarakat, Gubernur Bangka Belitung telah menetapkan jika pesantren dan boarding school , atau sekolah yang menyediakan tempat tinggal berupa asrama bagi para siswanya tidak dilakukan penutupan.

Gubernur Erzaldi Rosman memastikan akan mengeluarkan kebijakan yang betul-betul bersumber dari aspirasi masyarakat, berkenaan dengan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 dan 4 di seluruh wilayah di Babel, yang dimulai pada, Senin (26/7/21).

"Pesantren dan boarding school yang menyediakan asrama bagi siswa dapat melaksanakan kegiatannya dengan syarat, ustaz, guru, santri/murid tidak boleh keluar masuk pesantren atau sekolah. Mereka harus ada di dalam lingkungan pesantren," ujar gubernur, Senin (26/7/21).

 Prokes Diutamakan 

Pengambilan keputusan ini berdasarkan aspirasi masyarakat luas yang ia tampung selama menjalani rutinitas tugasnya ke berbagai daerah di Babel. Ia menyadari, pendidikan dan keagamaan tetap harus berjalan demi terciptanya penerus bangsa yang berkarakter. 

 "Ini sebagai tindak lanjut kita mengakomodir usulan masyarakat. Artinya, selama masyarakat bisa melaksanakan ketentuan yang memang dituntut untuk dilaksanakan berkenaan dengan pelaksanaan prokes, kita berikan kelonggaran," 

Sementara, syarat yang diberikannya dengan membatasi kegiatan pesantren dan boarding school di tengah-tengah keramaian bertujuan untuk meminimalisir penularan Covid-19. Untuk itu ia berharap, dengan adanya kelonggaran ini pengurus pesantren dapat mematuhi ketentuan yang sudah ditetapkan.

"Tapi kalau tidak, kita akan cabut kembali. Tetapi saya berharap mereka bisa melaksanakannya (Prokes Covid-19) dengan baik," katanya.

RGA