Tubuh manusia selalu merespon setiap gangguan yang memengaruhi fungsi tubuh sebagai bentuk pertahanan. Salah satunya gangguan pada saluran pernapasan atau sebut saja penyakit batuk. Jenis Batuk Rejan, sering diremehkan karena mirip seperti batuk biasa,tapi siapa sangka menjadi penyakit menular yang berbahaya bahkan bisa merenggut nyawa.
Tidak dapat dipungkiri, kehidupan sehari-hari kita selalu dihampiri dengan penyakit. Bahkan tanpa disadari sudah ada seribu satu macam penyakit yang terdapat di dalam tubuh manusia. Semua tergantung bagaimana mengelolah dan mengatur tubuh dengan asupan nutrisi yang baik.
Batuk ini sendiri merupakan bentuk respon alami tubuh untuk membersihkan saluran napas dari gangguan iritan atau partikel kotor. Namun, jika batuk terjadi terus-menerus, hal ini tentu patut dicurigai. Bisa jadi ada yang salah dalam saluran pernapasan kita. Salah satu jenis batuk yang patut kita waspadai adalah Batuk Rejan.
Batuk Rejan atau dengan nama lain Pertusis, adalah salah satu penyakit pada saluran pernapasan dan paru-paru yang disebabkan oleh bakteri. Batuk ini biasanya dikenali dengan bunyi tarikan napas panjang melengking khas yang terdengar mirip “whoop”.
Kenapa Berbahaya?
Jenis Batuk Rejan dapat menyerang siapa saja, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Jika terjadi pada bayi, penyakit ini tidak dapat diremehkan. Karena berisiko menyebabkan kematian. Bakteri yang menimbulkan Batuk Rejan adalah Bordetella Pertussis. Jenis bakteri ini hanya dapat berkembang biak di dalam tubuh manusia. Biasanya Batuk Rejana akan terjadi selama 3 bulan tanpa membaik sedikitpun, sehingga dikenal juga dengan batuk seratus hari. Jika terserang, akan memicu terjadi beberapa komplikasi, mulai dari pneumonia, kejang, mimisan, pendarahan otak, hingga memar atau retaknya tulang rusuk.
Kenali Gejala Batuk Rejan
Gejala Batuk Rejan biasanya mulai terlihat setelah satu sampai dua minggu berkontak langsung dengan penderita rejan.Dimulai dari rentetan batuk yang terjadi secara terus menerus. Gejalanya menyerupai flu biasa seperti pilek, batuk dan demam. Dalam dua minggu, batuk kering dan terus-terusan bisa muncul yang membuat sulit bernapas. Gejala Batuk Rejan terbagi menjadi 3 tahapan, yaitu:
Tahapan Perkembangan Batuk Rejan
Tahap Awal (Fase Catarrhal)
Tahap ini berlangsung selama 1–2 minggu. Penderita hanya mengalami batuk ringan, bersin-bersin, hidung berair atau tersumbat, mata merah dan berair, atau demam ringan selayaknya flu biasa.
Meski gejalanya ringan, namun pada tahap inilah penderita paling berisiko menularkan Batuk Rejan ke orang di sekelilingnya. Bakteri ini sangat mudah menyebar lewat percikan air ludah, seperti saat penderita batuk atau bersin.
Tahap Lanjut (Fase Paroksismal)
Masuk ke tahap selanjutnya, tahapan yang ini bisa berlangsung selama 1–6 minggu. Gejala yang dialami akan semakin berat. Keadaan bisa membuat penderita mengalami batuk keras yang memicu sejumlah gejala berikut:
- Wajah tampak memerah atau keunguan saat batuk
- Muncul bunyi “whoop” saat tarikan napas panjang sebelum batuk-batuk
- Muntah setelah batuk
- Merasa sangat lelah setelah batuk
- Kesulitan mengambil napas
Seiring perkembangan penyakit, durasi batuk pun bisa menjadi lebih lama, bahkan lebih dari 1 menit. Frekuensinya juga lebih sering, terutama pada malam hari. Meski demikian, penderita Batuk Rejan umumnya tampak sehat selain pada periode batuk.
Tahap Pemulihan (Fase Convalescent)
Tahap pemulihan bisa berlangsung selama 2–3 minggu. Tingkat keparahan dan frekuensi gejala mulai mereda secara bertahap. Namun, batuk bisa kambuh jika penderita mengalami infeksi saluran pernapasan.
Secara umum, semua gejala di atas terasa lebih ringan pada orang dewasa dibanding bayi dan anak-anak, terutama pada anak-anak dan bayi yang belum menjalani vaksinasi Pertusis.
Pengobatan Batuk Rejan
Pengobatan Batuk Rejan bertujuan untuk mengatasi infeksi bakteri, meredakan gejala, dan membantu mencegah penularan penyakit Pengobatan dapat dilakukan dengan sejumlah cara berikut:
1. Pemberian antibiotik
Penggunaan antibiotik untuk membasmi bakteri, mengurangi potensi kambuhnya Batuk Rejan atau penyebaran infeksi ke bagian tubuh lain, dan mencegah penularan penyakit ini ke orang lain.
Antibiotik lebih efektif bila diberikan pada minggu-minggu awal infeksi. Akan tetapi, antibiotik tidak akan langsung meredakan gejala batuk pada Pertusis.
2. Perawatan mandiri di rumah
Sambil menggunakan antibiotik sesuai petunjuk dokter, pasien juga dianjurkan untuk melakukan penanganan mandiri di bawah ini guna mempercepat penyembuhan:
- Perbanyak istirahat dan sering minum air putih.
- Makan dengan porsi lebih kecil tapi lebih sering bila mengalami mual atau muntah setelah batuk.
- Menjaga kebersihan dan jauhi debu atau asap rokok.
- Menggunakan pelembap ruangan untuk menjaga kelembapan udara.
- Menutup mulut dan hidung atau gunakan masker saat batuk atau bersin.
Tidak dianjurkan untuk mengonsumsi obat batuk secara sembarangan, kecuali dianjurkan oleh dokter. Hal ini karena mengonsumsi obat secara sembarangan berpotensi menyebabkan efek samping, terutama bila dikonsumsi oleh anak berusia di bawah 4–6 tahun.
3. Perawatan di rumah sakit
Perawatan di rumah sakit diperlukan bila Batuk Rejan terjadi pada bayi, anak dengan riwayat penyakit paru-paru, jantung, atau saraf, dan pasien Pertusis berat. Hal ini karena pasien-pasien tersebut lebih berisiko mengalami komplikasi.
Pencegahan Batuk Rejan
Cara terbaik untuk mencegah Batuk Rejan adalah dengan melakukan vaksinasi atau imunisasi Pertusis. Vaksin ini biasa diberikan dokter atau bidan bersamaan dengan vaksin difteri, tetanus, dan polio (vaksinasi DTP).
Anak juga disarankan melakukan imunisasi lanjutan (booster) agar bermanfaat secara optimal. Imunisasi ini dilakukan 4 kali, yaitu pada usia 18 bulan, 5 tahun, 10–12 tahun, dan 18 tahun. Imunisasi booster ini dianjurkan untuk diulangi tiap 10 tahun sekali.
Ibu hamil juga direkomendasikan untuk melakukan vaksinasi booster pada usia kehamilan 27–36 minggu. Vaksinasi Pertusis saat hamil dapat melindungi bayi terserang Batuk Rejan pada minggu-minggu awal setelah dilahirkan. Selain melakukan vaksinasi, praktikkan juga gaya hidup bersih dan sehat untuk meningkatkan sistem imun.
AC