Melati Erzaldi dalam Workshop Pengembangan Ekosistem Ekonomi Kreatif Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, di Ballroom Soll Marina Hotel (Kamis,01/08/24). Foto : babelinsight.id
"Kita brandstorming hari ini. Usaha yang dijalankan harus yakin dan semangat. Saya menguatkan, Kalau kita ingin masuk jejaring internasional, pertama kita harus yakin bahwa produk kita konsisten dan mampu memenuhi kebutuhan internasional. Kedua, jejaring atau komunitas menjadi jalur untuk kita masuk pasar internasional."
Melati Erzaldi
Ketua Dewan Pembina Gerakan Ekonomi Kreatif (Gekrafs)
-----
Penulis: Friz
Editor: Nekagusti
Bentuk kemitraan menjadi hal penting seperti Workshop Pengembangan Ekosistem Ekonomi Kreatif Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, hari ini bisa terlaksana di Ballroom Soll Marina Hotel (Kamis,01/08/24).
Semua gerakan-gerakan ini tentu untuk mendorong ekonomi kreatif bagi Melati Erzaldi yang hadir sebagai Ketua Dewan Pembina Gerakan Ekonomi Kreatif (Gekrafs) Bangka Belitung untuk memberikan materi tentang Peran Komunitas Ekonomi Kreatif Dalam Pengembangan di Daerah.
"Kami dari gekrafs seluruh indonesia mendorong agar adanya hari ekonomi kreatif nasional. Alhamdulillah, 24 Oktober 2023 lalu disahkan sebagai hari ekonomi kreatif nasional," ini disampaikannya sebagai pemicu pelaku ekonomi kreatif untuk lebih berani berkreativitas.
Foto bersama Bapak Yomi dan Ibu Magda dari Kemenparekraf RI, Kadis Parbudkepora, Ibu Widya, Kadis Koperasi dan UMKM, Ibu Reza dan Ibu Dewi dari UBB. Foto : babelinsight.id
Workshop yang dihadiri Bapak Yomi dan Ibu Magda dari Kemenparekraf RI, Kadis Parbudkepora, Ibu Widya dan Ibu Dewi dari UBB ini diselenggarakan oleh Pemprov Babel.
Dan Melati hadir membagi pengalamannya sebagai pembina gekrafs dan beberapa organisasi yang berkaitan dengan ekonomi kreatif di tahun/tahun sebelumnya.
Ekonomi Kreatif, ditekankannya bukan makanan, batik dan yang umum digaungkan. Makna sebenarnya disampaikan Melati adalah merujuk pada sektor ekonomi yang memanfaatkan kreativitas, keterampilan dan bakat individu untuk menciptakan nilai tambah dan kekayaan.
Subsektor kreativitas
Pada Gekraf, diingatkan kembali oleh Melati bahwa terdapat 17 subsektor.
"Ini juga diakui oleh kadis Parbudkepora bahwa sangat relate dengan pariwisata. Contohnya kuliner," ujarnya.
Bahkan pengembangan permainan, arsitektur, design interior, musik, seni rupa, design produk, fashion, kuliner, film, fotografi, video, design komunikasi visual, televisi, radio, kriya, periklanan, seni pertunjukan, penerbitan dan aplikasi adalah 17 sektor yang dijelaskannya juga lingkup dari ekonomi kreatif.
"Rumah kemasan yang kita punya di Babel ini juga salah satu bentuk ekonomi kreatif," ujarnya lagi.
Workshop dihadiri para pelaku ekonomi kreatif di Bangka Belitung dengan pembicara setingkat nasional. Foto : babelinsight.id
Bersama semangatnya, Melati yang terpilih sebagai Anggota DPR RI pada Pemilu 2024 lalu, dirinya mengajak peserta untuk terbuka pemikiran bahwa ekonomi kreatif bukan hanya kuliner atau kriya atau fashion saja. Walau ini adalah subsektor yang mendominasi pertumbuhan ekonomi yang ada di Indonesia.
Ekonomi terintegrasi
Dirinya juga menyampaikan tentang tantangan daerah kepulauan seperti di Bangka Belitung. Salah satunya adalah strategi pengembangannya, seperti kriya contohnya, hasil kreativitasnya harus dipasarkan dengan harga yang tinggi sebab biaya produksi harus tinggi karena bahan pendukung yang didatangkan dari luar daerah.
"Kenapa kriya kita tidak bisa murah, ini salah satu tantangan kita di daerah kepulauan seperti Bangka Belitung," jelasnya.
Maka strateginya harus terintegrasi jika kita ingin menciptakan ekosistem yang kuat untuk ekonomi kreatif di Babel ini, walau memang harus berjejaring dengan pelaku ekonomi di luar daerah.
Karena fasilitas infrastruktur fisik dan digital akan sangat membantu keterbatasan atau yang akan menghambat pengembangan ekonomi kreatif.
"Dulu saya pernah membentuk komunitas yang disebut babelcreatorium, yang pernah belajar atau disebut berproses incubator di Jawa Barat selama beberapa waktu di homebasenya The Local Annablers," Jelasnya bahwa disana mereka belajar pengembangan produk, brandstorming dan belajar dengan pelakunya langsung hingga co-working space.
Termasuk pula pendidikan dan pelatihan juga dianggap penting mulai dari level universitas, SMA sederajat dan seterusnya.
Baik pihak pemerintah atau swasta juga perlu melibatkan diri dalam pencapaian ekosistem ekonomi kreatif.
"Dukungan keuangan pun menjadi hal penting untuk mendorong ekosistem ini. Alhamdulillah keberadaan UMKM di Babel mendapat dukungan dari bank-bank yang ada untuk pembiayaan. Yang penting kawan-kawan cari pembiayaan yang benar seperti KUR dan lain-lainnya," lanjutnya.
Asal jangan pinjol, ditegaskannya karena banyak sekali pilihan KUR pada bank-bank yang ada baik dari bank biasa maupun syariah.
Diakhir materi, Melati yang membuka ruang diskusi pada kempatan ini berpesan pentingnya jaringan terkecil untuk membuka peluang yang besar hingga pasar internasional.