News


Selasa, 31 Januari 2023 12:31 WIB

Kriminal dan Peristiwa

Isu Penculikan Anak, Fakta atau Hoaks?

Seorang anak bermain ayunan di Taman Nukila, Kota Ternate, Maluku Utara, Senin (30/1/2023). Polres Ternate menghimbau kepada orang tua untuk meningkatkan kewaspadaan dalam menjaga anak, terkait dengan maraknya isu tidak benar mengenai penculikan anak di sejumlah daerah di Indonesia dan juga meminta kepada masyarakat tidak mudah terpancing dan terprovokasi dengan berita hoax penculikan anak. ANTARA FOTO/Andri Saputra/foc.


Kapolda Babel Irjen Pol Yan Sultra mengimbau kepada masyarakat khususnya para orangtua, agar  lebih memperhatikan serta mengawasi anak-anak baik di Sekolah maupun di lingkungan rumah dan tempat bermain.
______

Penulis: Dion
Editor: Putra Mahendra


PANGKALPINANG - Dalam beberapa waktu belakangan ini merebak kabar dugaan penculikan anak. Seperti isu di Simpang Katis, Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel). Bahkan, kabar ini beredar luas di media sosial.

Bukan cuma di Simpang Katis, bahkan isu cepat melebar ke sejumlah daerah lain di sekitarnya. Misalnya di Desa Namang. Isu ini meluas dan barang tentu bikin resah orangtua.

Kabar ini beredar melalui grup-grup WhatsApp (WAG) warga dan sejumlah aplikasi berbagi pesan lainnya. Di Desa Namang memang sedang ada isu tersebut.

Terkait beredarnya kabar tersebut, Kapolda Babel Irjen Pol Yan Sultra mengimbau kepada masyarakat khususnya para orangtua, agar  lebih memperhatikan serta mengawasi anak-anak baik di Sekolah maupun di lingkungan rumah dan tempat bermain.

Kapolda Babel Irjen Pol Yan Sultra (foto: ist)

Saya harap para orangtua bisa memperhatikan anak-anaknya saat sedang berada di lingkungan sekitar rumah, kalau di sekolah ada guru-guru yang membantu mengawasinya,"

Yan Sultra


Lebih lanjut, ia mengatakan saat ini dari Polda Babel sedang melihat apa motif dan modus mereka tersebut.

"Yang jelas, kita lihat dulu motif dan modus para pelaku penculikan anak ini," ungkap Kapolda kepada jurnalis, Selasa (31/1/23).

Rententan Isu Penculikan Anak di Berbagai Daerah yang Resahkan Warga

Isu penculikan anak yang marak belakangan terus beredar di masyarakat. Hoaks penculikan anak ini terus menyebar di berbagai daerah.

Bahkan, hoaks penculikan ini sudah memakan korban jiwa. Seorang wanita di Sorong diarak dan dibakar hingga tewas usai dituduh menculik anak. Kemudian ada juga kasus pembekapan anak oleh orang tak dikenal yang dipastikan bukan penculikan.

Lantas, hoaks serupa juga berdar di Garut hingga Klaten. Dirangkum berikut ini rentetan isu penculikan yang meresahkan warga.

Sorong

Wanita yang diarak setengah bugil lalu dibakar hidup-hidup di Kota Sorong, Papua Barat Daya dipastikan bukan penculik anak. Polisi menyebut korban merupakan pendatang.

"Sudah bisa kita pastikan, korban bukan penculik anak," ungkap Kapolresta Sorong Kota Kombes Happy Perdana Yudianto, Kamis (26/1/2023).

Korban merupakan pendatang dari Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra). Happy mengatakan korban belum lama berada di Sorong hingga akhirnya tewas mengenaskan akibat warga yang terprovokasi hoaks.

"Dia memang orang Sulawesi Tenggara, orang Buton, baru mendarat di sini," kata Happy.

Awalnya korban hanya lalu lalang di sekitar lokasi kejadian di Kompleks Kokoda KM 8, Sorong Timur, Kota Sorong pada Selasa (24/1) sekitar pukul 06.30 WIT. Happy mengatakan saat itu korban tampak kebingungan.

Tak lama kemudian, korban dianggap sebagai penculik anak. Korban dituduh karena mirip dengan ciri-ciri penculik anak yang belakangan beredar di media sosial.

Garut

Maraknya isu penculikan di Garut direspon Polres Garut. Polisi meminta masyarakat untuk tenang, sembari memonitor melalui tim khusus yang dikerahkan.

Kapolres Garut AKBP Rio Wahyu Anggoro menjelaskan, ramainya isu soal penculikan anak di Garut saat ini dipastikan tidak benar.

"Tapi bukan berarti saya bersama jajaran underestimate terhadap kejadian yang ada di daerah lain," kata Rio, Sabtu (28/1/2023).

Seperti terjadi di beberapa daerah lain di Jawa Barat, isu penculikan bocah saat ini marak di Garut. Banyak warganet yang menyebarkan isu ini, bahkan hingga menyebar foto-foto orang yang dicurigai sebagai pelaku penculikan.

Hal tersebut sangat meresahkan. Khususnya, bagi para orang tua. Rio pun meminta masyarakat untuk tenang.

Polres Garut kini telah membentuk tim 'Anti Culik' yang sudah dikerahkan belakangan ini. Tim tersebut berisi personel gabungan dari Sat Reskrim. Selain itu, ada juga polisi yang ditugaskan untuk memonitor dan menyaring informasi dari media sosial.

"Kalau terjadi apa-apa, orang yang mencurigakan, segera lapor kami. Kami sudah membentuk tim satgas terkait hal tersebut," katanya.

Klaten

Selebaran edaran imbauan kewaspadaan terhadap penculikan yang dibuat seorang kepala desa di Klaten viral. Setelah viral, sang Kades akhirnya memberi klarifikasi dan meminta maaf.

Selebaran imbauan itu berkop Pemerintah Desa Mendak, Kecamatan Delanggu, Klaten. Selebaran bernomor 140/ 30/ 16.07 itu beredar luas di WhatsApp Grup (WAG).

Selebaran tertanggal 26 Januari 2023 itu ditandatangani Kades Mendak Agung Hartana dengan stempel Pemdes. Stempel basah dengan tinta biru.

Belakangan setelah selebaran itu viral, satu hari atau Jumat (27/1/2023), kemudian muncul selebaran tersebut dinyatakan HOAX. Selebaran tersebut disusul rekaman video sang Kades memberikan klarifikasi.

Rekaman klarifikasi itu beredar salah satunya di grup Instagram Info Cegatan Klaten. Rekaman video tersebut diunggah Jumat (27/1) malam.

Dalam video tersebut terlihat Kades didampingi seorang polisi berseragam dan berpakaian bebas.

"Nama saya Agung Hartana SE, saya kepala desa Mendak ingin klarifikasi dengan adanya surat imbauan penculikan anak bahwasanya kami akui salah dan imbauan itu kami tujukan untuk warga kami dan menyangkut institusi Polri yang seharusnya tidak dicantumkan. Ini hanya imbauan ke warga desa kami... kiranya kami mohon maaf ..," ucapnya.

Sukabumi

Naufal (10) bocah laki-laki asal Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi mengaku dibekap orang tidak dikenal hingga pingsan. Sultoni (38) sang ayah kemudian membuat narasi berisi kronologi penculikan yang kemudian viral di aplikasi perpesanan.

Polisi kemudian menyelidiki kasus tersebut. Sejumlah saksi dimintai keterangan termasuk bocah laki-laki yang sempat menjalani penanganan medis di rumah sakit. Kapolsek Cicurug, Resor Sukabumi Kompol Parlan menyebut peristiwa itu bukanlah penculikan.

"Sesuai dengan hasil cek TKP kita lakukan pemeriksaan dengan keluarga korban orang tuanya sendiri indikasi itu diculik tidak ada, kenapa tidak ada? Karena satu kalau memang mau diculik kesempatan untuk membawa anak itu, besar sekali, tempatnya juga sempit tetangga masyarakat tidak ada," kata Parlan, Jumat (27/1/2023).

Parlan menyampaikan hingga saat ini pihaknya masih menggelar penyelidikan. Bahkan dugaan sementara ada yang sentimen dengan keluarga korban.

"Untuk analisa sementara patut diduga namun masih dalam konteks pemeriksaan, nanti kita lakukan penyelidikan lebih lanjut. Dugaan sementara ada sentimen dengan keluarga korban, bisa orang tuanya, saudaranya dan sebagainya mungkin demikian," jelas Parlan.

Dugaan Parlan didasari soal informasi dari korban Naufal yang mengatakan tamu yang datang itu mencari ayahnya (Sultoni).

"Sesuai dengan informasi dari anaknya kan tadi nyari bapaknya, bapaknya enggak ada. Apa tujuan orang itu datang mau gebugin bapaknya enggak tahu juga. Ada anaknya ya anaklah yang diteror. Kalau unsur indikasi diculik sangat jauh sekali," ungkap Parlan.

Konawe

Pria di Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), HM (24) diamankan polisi karena menyebarkan 6 foto temannya sebagai buron atau DPO kasus penculikan anak hingga viral. HM menyebar foto enam rekannya karena iseng.

"Dia mengedit foto-foto 6 temannya dengan dibuatkan kata-kata (DPO Penculikan Anak) lalu heboh," kata Kasubsi Humas Polres Konawe Aipda Sapri, Jumat (27/1/2023).

Dalam foto beredar, foto itu mirip selebaran berbentuk kolase dengan 6 foto pria. Dalam narasinya tertulis 'WASPADA PENCULIKAN ANAK. DPO (daftar pencarian orang) wilayah prov. sultra memakai mobil avansa warna silver'.

Sapri mengungkapkan kasus tersebut terjadi di salah satu kelurahan di Kecamatan Wawotobi, Kabupaten Konawe. Awalnya, foto tersebut disebar HM di dalam grup kelurahan dengan 6 foto temannya yang sudah diedit.

"Awal mulanya mereka kan satu grup (sosial media) di salah satu kelurahan di Wawotobi. Di dalam grup itu ada HM dia yang mengedit foto-foto 6 temannya dan dibuatkan kata-kata," ujarnya.

Belakangan gambar tersebut keluar dari grup kelurahan dan tersebar luas di dunia maya. Warga Konawe kemudian resah dengan informasi bohong tersebut.

Sapri memastikan bahwa terkait postingan gambar dengan narasi DPO penculikan anak tersebut kedua belah pihak sudah saling memaafkan dan tidak ada saling keberatan atas kejadian tersebut serta meminta maaf ke media sosial.

"Kasusnya ditangani Polsek Wawotobi sudah selesai kemarin dimediasi," pungkasnya.


Baca juga:


Subscribe Kategori Ini
Most Populer
Pangkalpinang Bangka Selatan Bangka Induk Bangka Barat Bangka Tengah Belitung Belitung Timur