Opinion


Minggu, 04 Desember 2022 01:52 WIB

BI View

Ini Alasan Kaum LGBT Indonesia Makin Berani Tampil di Muka Umum

Ilustrasi LGBT (foto: net)

Beberapa waktu belakangan isu lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) kembali merebak, terlebih 'tingkah' Timnas Jerman di gelaran Piala Dunia Qatar 2022 yang protes karena dilarang menggunakan ban kapten pelangi, ciri LGBT cukup memakan perhatian.
_______

Penulis: Gadis Abdul
Editor: Putra Mahen


Lebih lama dari itu, juga seiring dengan munculnya lembaga konseling Support Group and Resource Center on Sexuality Studies (SGRC) di Universitas Indonesia (UI) beberapa tahun lalu. 

SGRC UI dianggap sebagai komunitas yang mendukung adanya LGBT di lingkungan kampus. Meskipun terjadi perdebatan tentang keberadaan SGRC, namun sepertinya publik lebih dibuat penasaran dengan keberadaan kaum LGBT di Indonesia.

Banyak pertanyaan yang akhirnya mencuat, seperti berapakah jumlah lesbian dan gay di Indonesia? Memang masih belum ada data baru, namun menurut catatan Kementerian Kesehatan pada 2012 lalu menyebutkan bahwa ada 1.095.970 gay yang tersebar di seluruh Indonesia. 

Ya, memang bukanlah jumlah yang sedikit, bahkan seorang aktivis hak-hak LGBT Dede Oetomo pada salah satu media online nasional sempat menjelaskan bahwa setidaknya tiga persen penduduk Indonesia adalah kaum LGBT.

Hingga kini belum dapat dipastikan berapa jumlah LGBT sebenarnya, pasalnya kebanyakan dari mereka masih menutup diri. Namun, jumlah mereka pastinya akan terus bertambah setiap harinya. 

“Tren ini semakin meningkat seiring dengan banyaknya produk-produk budaya populer yang masuk ke Indonesia. Seperti film tentang gay misalnya, membuat orientasi berbeda sudah lumrah, dan dianggap sebagai sesuatu yang wajar,” ungkap Sosiolog Budaya Universitas Indonesia, Devie Rahmawati saat dihubungi Bintang.com, beberapa waktu lalu.

Devie pun menjelaskan jika kebanyakan tren LGBT memang ‘menyerang’ anak-anak muda, karena di umur mereka tersebut biasanya paling gampang atau dapat dengan mudah mengikuti arus. 

LGBT akan tumbuh di kalangan anak muda yang memang terpapar dengan promosi, orientasi seksual yang berbeda. Bisa ada di sekolah, kampus, dan sebagainya,"

- Devie Rahmawati -

Sekarang LGBT sudah menjadi tren di dunia, dan yang paling cepat menerima memang anak-anak muda, tambah wanita yang juga berprofesi sebagai dosen tetap program komunikasi vokasi Universitas Indonesia ini.

Seringnya menyaksikan tontonan tentang kehidupan menyenangkan kaum LGBT yang ada di luar negeri, menurut Devie menjadi salah satu faktor pendorong utama yang membuat kaum LGBT Indonesia semakin percaya diri. 

“Di masa lalu jika seseorang memiliki orientasi berbeda, maka dia akan cenderung menutupi, dan merubahnya. Sekarang mereka (kaum LGBT) lebih percaya diri. Publik juga biasa-biasa aja, karena kita tahu bahwa karakteristik masyarakat kota sangat individualistik, dan percaya diri. Orang kota tidak mau mengurus orang lain,” pungkasnya. 

Provinsi terbanyak

Ilustrasi LGBT (foto: net)

Gerakan lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) sudah 'menjajah' hampir seluruh provinsi di Indonesia. Data Kementerian Kesehatan pada 2012 menunjukkan bahwa terdapat 1.095.970 Lelaki berhubungan Seks dengan Lelaki (LSL) alias gay yang tersebar di semua daerah. 

Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah LSL terbanyak. Sebanyak 300.198 orang yang terindikasi merupakan gay. Dari jumlah tersebut, sebanyak 4.895 orang merupakan penderita HIV/AIDS. Sementara itu, Jawa Tengah memiliki penderita gay dengan jumlah 218.227. Dari jumlah itu, sebanyak 11.951 orang terindikasi merupakan penderita HIV/AIDS.

Bagaimana dengan DKI Jakarta? Sebanyak 27.706 warga ibu kota merupakan gay. Dari puluhan ribu gay di ibu kota, sebanyak 5.550 orang diduga menderita HIV/AIDS.

LGBT itu sebuah tren dan gaya hidup

Ilustrasi LGBT (foto: net)

Homoseksual telah diharamkan dalam pandangan Islam. Pendiri Pondok Pesantren Darunnajah, Sofwan Manaf mengatakan hal tersebut hanya sebuah trend.

Kita harus memberikan pemahaman kepada mereka karena manfaatnya kurang bagus,''

- Sofwan Manaf -

Sofwan mengatakan selain itu, homoseksual bukanlah budaya Indonesia. Sementara itu, tugas para kyai dan ulama adalah membuat mereka berubah menjadi orang yang lebih beragama.

Seperti masalah lesbian, telah ada sejak 15 abad lalu. Kemudian di masa serba modern banyak remaja yang coba-coba melakukan hal itu. Sofwan menegaskan perilaku menyimpang itu, termasuk dosa besar.

Sebagai seorang kyai, dia menegaskan apapun alasannya manusia diciptakan berakal dan tidak seperti hewan yang tidak berakal. Sehingga di dalam agama sendiri hal tersebut dilarang.

“Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.” (Q.S Al-A’raaf, Ayat 81)

“Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji (liwat, homoseksual). Luth berkata: “Hai kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?” (Q.S Huud, Ayat 78)

“Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas” (Asy Syu’araa’, Ayat 165 &166)

“Dia (Luth) berdoa, “Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas golongan yang berbuat kerusakan itu”. Dan ketika utusan Kami (para malaikat) datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengatakan, “Sungguh, Kami akan membinasakan penduduk kota (Sodom) ini karena penduduknya sungguh orang-orang zalim.”
(Q.S An Naml, Ayat 55 sama dengan Q.s Al-A’raaf, Ayat 81 5. Q.S Al-Ankabut : 30-31)

Sumber: Fimela.com


Subscribe Kategori Ini
Pangkalpinang Bangka Selatan Bangka Induk Bangka Barat Bangka Tengah Belitung Belitung Timur