Ilustrasi seseorang yg ingin resign/foto: my future carier
Beberapa waktu lalu ramai istilah quite quitting di kalangan pekerja, di mana istilah ini merujuk pada berhenti ‘terlalu’ berdedikasi pada pekerjaannya. Di mana, pekerja hanya melakukan pekerjaan sesuai dengan jobdesc dan tanpa melebih-lebihkan untuk mencapai work-life balance. Saat ini muncul istilah quite firing sebagai penyeimbang dari quite quitting.
Penulis: Septiadi
Editor: Nekagusti
Jadi apa sebenarnya yang dimaksud dengan quite firing?
Sederhananya, quite firing adalah ketika bos dengan sengaja memperlakukanmu dengan buruk sehingga kamu akan memilih resign dari pekerjaanmu. Ibarat seperti seseorang yang ingin putus tetapi tidak memiliki keberanian untuk melakukannya sendiri.
Contoh quite firing meliputi: bertahun-tahun tanpa kenaikan gaji atau promosi, mengalihkan tanggung jawab ke tugas-tugas yang membutuhkan lebih sedikit pengalaman, atau penarikan pengembangan dan peluang kepemimpinan yang disengaja.
Menurut sebuah postingan di LinkedIn News, perilaku ini bisa menimbulkan tekanan, baik fisik, maupun mental pekerja.
Sebuah artikel baru-baru ini di HuffPost mencantumkan beberapa tanda lagi kamu akan dipecat secara diam-diam:
-Ketidakhadiran bosmu untuk sharing pekerjaan
-Kamu ditempatkan pada rencana peningkatan kinerja yang tidak masuk akal.
Berapa banyak pekerja quite firing
Delapan puluh persen Pekerja telah melihat aksi quite firing. Quite firing tidak diragukan lagi merupakan permainan kata yang cerdas, tetapi apakah itu hal yang nyata? LinkedIn News melakukan jajak pendapat bulan lalu untuk menjawab pertanyaan itu, menanyakan apakah quite firing adalah sesuatu yang dialami orang.
Empat puluh delapan persen dari mereka yang disurvei mengatakan bahwa mereka telah melihat quite firing di tempat kerja. Tambahan 38 persen mengatakan bahwa "Ini nyata, dan saya telah menghadapinya." Hanya 13 persen yang mengatakan quite firing "bukan apa-apa."
Ilustrasi pekerja yang bekerja dalam tekanan/ foto: glassdoor
Apa solusinya?
Solusi dalam situasi quite firing
Menghadapi quite firing yang dilandasi quite quitting tersebut sepertinya tidak menyelesaikan ya? Daripada masalah berlarut-larut terjadi, bos sebaiknya mengatasi masalah secara langsung dan terbuka dalam dialog konstruktif dengan pekerja mereka.
Pembahasan bisa mengenai kinerja dan evaluasi, bahkan rencana resign pegawai pun bisa diselipkan dalam pembahasan
Intinya adalah, ada cara yang lebih konstruktif bagi seorang atasan untuk menghadapi kinerja buruk atau sikap buruk, daripada melakukan quiet firing terhadap karyawan mereka.
Diolah dari berbagai sumber