Herlanda Saputra saat berbincang santai dengan Tim Babelinsight.id di salah satu kafe di Kota Pangkalpinang/foto: babelinsight.id
Herlan. Begitu remaja laki-laki berperawakan piknikus bertubuh gempal itu akrab disapa. Dengan outfit serba hitam hari itu, memperlihatkan style-nya sebagai seorang mahasiswa 'kosan'.
_______
ERZALDI Rosman dalam suatu kesempatan menerima kunjungan para mahasiswa saat dirinya menjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) periode 2017-2022. Dia, saat pertemuan itu kembali menemukan talenta terbaik dalam diri seorang pemuda, untuk masa depan Negeri Serumpun Sebalai.
Talenta muda itu bernama Herlanda Saputra, seorang mahasiswa asal Sungailiat, Kabupaten Bangka. Kebanggaan terhadap Herlan tampak dalam suatu momen menarik yang terekam, dan sempat diabadikan Erzaldi di media sosial pribadinya. Melihat momen tersebut, redaksi babelinsight.id tertarik mengulik lebih dekat sosok Herlanda.
Herlanda Saputra (Depan, memegang masker) mendapat atensi khusus dari Gubernur Babel periode 2017-2022 Erzaldi Rosman saat ia menerima audiensi mahasiswa/foto: babelinsight.id
Herlan. Begitu remaja laki-laki berperawakan piknikus bertubuh gempal itu akrab disapa. Dengan outfit serba hitam hari itu, memperlihatkan style-nya sebagai seorang mahasiswa 'kosan'. Dia memberikan kesan. Friendly! sikap ramah, santai, tapi lugas dalam menjawab setiap pertanyaan yang disodorkan dalam wawancara yang berlangsung di Triple Seven Pangkalpinang, beberapa waktu lalu.
Terlahir di Sungailiat, 18 Juni 2002 dari pasangan Andri (ayah) dan Saflia (ibu), Herlan tumbuh sebagai anak-anak pada umumnya. Ada ingin, ada pula cita-cita, dengan talenta sebagai permula. Ketika beranjak SMP (Sekolah menengah pertama), hatinya memilih olahraga sebagai rutinitas yang menarik. Taekwondo, olahraga asal negara Asia Timur, Korea Selatan adalah pilihan.
Coba-Coba berbuah prestasi!
Coba-coba dan hanya ikut-ikutan adalah awal motivasi ia menggeluti seni bela diri yang dikembangkan pertama kali di Indonesia pada tahun 1975 oleh Mauritsz Dominggus. Tapi, Herlan semakin mencintai taekwondo, ditambah memang darah olahragawan dari sang ayah mengucur. Hanya dibedakan 'alirannya' saja.
Ayah saya pemain bulu tangkis,"
- Herlanda Saputra -
Dari sinilah awal prestasi-prestasi itu mulai bertebaran. Kejuaraan lokal diikuti, pun kejuaraan wilayah (kejurwil) maupun kejuaraan nasional (kejurnas) dibabat anak pertama dari empat bersaudara ini.
Juara 3 Kyorugi Uti Pro 4 Bangka Belitung, juara 3 Pomsae Putra Kejuaraan Polsek Belinyu Taekwondo 2017 Bangka Belitung, Juara 3 Kyorugi Kejuaraan Nasional Ictu dan Kejuaraan Wilayah Sumatra Piala Gubernur 1 Bangka Belitung adalah sederet pencapaiannya. Tetapi, yang paling berkesan bagi Herlan, ketika ia bisa mewakili Babel dalam Kejurnas di Lampung. Ia menyabet juara 3 Kyorugi Nasional Danlanal Lampung Championship, serta juara 3 Kyorugi Kejuaraan Nasional Taekwondo Lampung Open 2 Piala Menpora.
Beberapa medali atas prestasi Herlanda/foto: ist
"Awal SMP itu memberanikan diri ikut open provinsi. Tapi saat kelas 10 (Kelas 1 SMA) seleksi di Belinyu, dan dapat emas. Dari situ baru masuk ke Lampung. Mainnya di Unila (Universitas Negeri Lampung), kalah di semi final lawan tuan rumah. Nah, terakhir pas akhir kelas 12, ikut Kejurwil Sumbagsel dapat perunggu," katanya bercerita.
Menariknya,sedikit teman kuliahnya yang mengetahui latar belakangnya sebagai seorang 'alumnus' peraih titel kejurnas di masa SMA. Ketika disinggung mengenai hal itu, Herlan tersenyum simpul. Menyeruput kopi Espresso hitam sejenak di hadapannya, Herlan lanjut bercerita. Ia hanya ingin mencoba merendah. Ogah pamer! itu prinsipnya.
"Banyak juga kawan-kawan yang baru tahu saya atlet taekwondo," katanya.
Tahun demi tahun berselang. Herlan remaja beranjak dewasa untuk menatap masa depannya. Pendidikan masih menjadi yang utama, tetapi tetap tidak jauh dari peran olahraga yang digeluti. Alumni SD Negeri 29 Sungailiat, SMP Negeri 3 Sungailiat, dan SMA Negeri 1 Bangka itu, memilih Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung (Unmuh Babel) sebagai pelabuhan selanjutnya. Ia memilih jurusan guru olahraga.
Herlanda menerima sertifikat/foto: ist
Ada kisah menarik menurut Herlan sebelum ia memutuskan untuk kembali melanjutkan pendidikan. Saat tamat SMA, ia sempat berpikir untuk bekerja saja. Tidak lain alasannya untuk menjalankan perannya berbakti sebagai anak kepada orang tua, dan rasa tanggung jawabnya sebagai kakak tertua.
Tapi, di tengah kebimbangannya, sang pelatih, Agam memberikan jalan. Taekwondoin sabuk hitam dam 2 itu diminta untuk mengembangkan potensinya, tidak hanya sebagai seorang 'murid' tetapi diharapkan menjadi seorang guru kelak. Sang sabeum berhasil meyakinkan Herlan. Mahasiswa yang kini kuliah semester genap inipun menunda untuk bekerja, dan memilih untuk belajar lagi.
"Sebenarnya dulu tamat SMA tidak ada pikir kuliah, disuruh bekerja di suatu tempat yang lumayan. Jadi pas itu pelatih yang mendorong saya kuliah ambil jurusan guru olahraga. Saya akhirnya daftar jalur beasiswa. Bahkan, setiap semester sekali dapat uang saku dari kampus. Di sela-sela juga saya mengajar ekstrakurikuler di SD. Alhamdulillah," katanya menutup cerita.